Euporia KBMN PGRI28 TerEdmu-Edmu

 Senin, 20 Maret 2023

Dok. Secara sukarela dikirim oleh pemilik foto.

TerEdmu-Edmu

Rutinitas resume telah berlalu, namun euporia pelatihan menulis KBMN PGRI ANGKATAN 28 masih kental terasa. Apalagi dengan adanya fenomena yang tengah melanda emak-emak keceh di grup percakapan WA KBMN dan grup-grup WA yang muncul menjamur. Berdoa saja semoga ponsel Saya bertahan kuat setegar karang.

Pertanyaannya adalah fenomena booming apakah yang tengah terjadi pada emak-emak keceh di grup percakapan WA KBMN? jujurly, sepengamatan Saya, bukan hanya emak-emaknya saja, tapi bapak-bapak juga sih. Si biang menghebohkan adalah sang ketua kelas KBMN PGRI ANGKATAN 28. Adalah seorang pria muda yang menurut pengakuannya berusia 25 tahun. Kembali sepengamatan Saya, ini pengakuan jujurnya. Sang ketua kelas pilihan Tim Solid jatuh kepada Edmu Yulfizar Abdan Syakura, S. Pd. Kami terbiasa memanggilnya Pak Edmu. 

Diawal-awal Saya tidak begitu memperhatikan secara mendetail, siapa dan dari mana saja peserta yang mengikuti KBMN PGRI ANGKATAN 28. Namun dipertemuan ke tiga, sosok Edmu mulai muncul. Bercokol di barisan resume F1, dan hampir tiga kali berturut-turut mendapat reward buku dari narasumber. Saya amati kembali, dalam setiap pertemuan Pak Edmu ini tidak begitu aktif dalam bertanya namun aktif menjadi pasukan F1. Hingga suatu ketika, ditengah materi  Saya nimbrung chat di grup dan mantions Pak Edmu. "Sudah dapat tiga paragraf ya, resumenya?" dan dia menjawab diawali tawa. "Haha .... wah, Saya belum mulai bikin, Bu!" seketika Saya mengambil kesimpulan jika si raja F1 ini enak diajak komunikasi. 

Lalu selama beberapa saat, dia sempat menghilang, dan tidak masuk dalam deretan F1. Aneh dong! kemana dia, ya? (Lebih aneh lagi Saya, sih. Seharusnya Saya lebih cepat bikin resume biar nangkring di F1. Hihi .... gak ngaruh! tetap saja resume Saya selalu kelar tengah malam atau keesokan harinya.)
Kami semua mendapat kabar dari Bu Aam Nurhasanah, jika si jawara F1 tengah melaksanakan Ibadah Umrah. Tak lama kemudian, Pak Edmu sudah kembali nyetor resume walaupun tidak di F1 lagi. Penasaran, lalu Saya walking bloglah, ke blog si bujang. 
Jreng, jreng! yakinlah Saya jika si dia ini masih fresh graduate. Pantes serba cekatan, resume super cepat.

Kebetulan kami terlibat dalam satu buku antologi, nulis bareng Bu Aam. Lagi-lagi Pak Edmu pengumpul naskah pertama. Otomatis namanya tertulis pertama di deretan para penulis, sementara Saya urutan keempat saja. Jika saja itu di list resume, Saya F1 dong! haha ....
Dari beberapa percakapan selewat di grup, Saya jadi tahu jika Pak Edmu ini berdomisili di Kabupaten Tapin Kalimantan Selatan. Satu pulau dengan tempat tinggal Saya di Kalimantan Tengah.

Sampai disini belum ada fenomena TerEdmu-Edmu, yaa ....

Ketika Tim Solid mengumumkan bahwa ketua kelas dan sekretaris KBMN28 jatuh kepada Pak Edmu dan Bu Deasy, fenomena TerEdmu-Edmu belum muncul. Namun dobrakan kegesitan seorang Edmu sudah terlihat, dengan sigap dia membuat link grup panitia closing ceremony. Seminggu lebih Saya abaikan tuh, grup. Hahaa .... maafkan daku!

Seingat Saya, Pak Edmu hanya sekali dua kali saja mengingatkan peserta tentang keberadaan grup panitia tersebut. Lalu entah keinginan dari mana Saya langsung chat Pak Edmu untuk bertanya "Pak Edmu, wajib ikut jadi panitia, kah?" dijawab Pak Edmu "Enggak harus, Bu. Tapi Kami perlu bantuan." Begitu kurang lebih. Jawaban ambigu dari ketua kelas membuat Saya berfikir, "Dia ini perlu bantuan." begitulah akhirnya Saya memasukan diri sendiri ke dalam grup WA panitia Closing ceremony. Betul saja anggota grup itu hanta 19 orang saja.

Dari sinilah, Saya mulai sering bertukar pesan, bahkan tanpa sepengetahuan Saya, rupanya Pak Edmu sudah mengikuti akun ig Saya. Sempat bercerita juga Dia menghilang beberapa saat dari peredaran per-F1-an karena tengah mengikuti pelatihan menulis di Tinta Langit. Kebetulan beberapa tahun yang lalu Saya juga mengikuti latihan penulisan di Tinta Langit. Semakin nyambunglah. Apalagi percakapan kami sering menggunakan bahasa daerah yang sama.

Melihat kegesitan Pak Edmu dalam ngurusin kepanitiaan, membuat grup panitia menjadi ramai. Lalu terlontarlah keusilan Saya pertama kali meroasting Sang Ketua. "Semangat Ading Bujang!"
"Kesiaaan Si bujang malmingan malah gladi closing ceremony!"

Dari celetukan-celetukan usil Saya, lalu berlanjut sahut menyahut menjadi santapan kelakar pelepas penat dari peserta yang lain. Awalnya hanya di grup panitia closing ceremony saja, karena memang kami sering berkoordinasi demi kelancaran acara penutupan. Namun akhirnya berlanjut sampai di grup utama KBMN.  Digawangi oleh Bu Deasy yang pertama kali mendeklarasikan diri sebagai calon mertua Pak Edmu. Bu Deasy selalu memanggil Pak Edmu dengan "calon mantu".

Sudah bisa ditebak? maka anak muda yang serba bisa ini setiap hari mendapat guyonan "tawaran untuk jadi  mantu" Emak-emak peserta KBMN28 semakin gencar dengan memberikan deskripsi putri-putri mereka. Dimulai dari yang sudah sarjana, sebentar lagi sidang skripsi, ada yang masih semester lima. Tak hanya peserta, Ibu nara sumberpun ikutan hiburan ini. Sampai ada salah satu peserta berseru "Anakku baru tujuh tahun, kelamaan nunggu Pak Edmu. Sempat jadi Embah Edmu!" Ya Allah, sakit kulit perut Saya tertawa terus.
Bu Deasy bertanya pada Saya "Bu Eka gak ikutan nyalonkan?" Saya jawab "Enggak lah Bun, orang anak Saya yang bujangan itu cowok. Saya jadi manajer Pak Edmu aja, hahaa ...."

Wabah Ter-Edmu-Edmu bak endemi di KBMN. Beberapa peserta mulai membuat tulisan tentang Edmu.
Dasar si cerdas, dia bahkan menggagas untuk menjadi kurator menulis kisah cinta dan petuah untuk si bujang. Antusiasme peserta untuk mengikuti nubar jangan ditanya! terlebih rombongan emak-emak pendukung Edmu, Saya sebagai manajer maju pertama kali dong. Yang lebih keren lagi  beberapa narasumber dan peserta seniorpun ikut bergabung. Bahkan Bu Ovi, salah satu narasumber sampai membuat cerita bersambung di kompasiana milik beliau. "Pangeran Edmu" haa ....

Begitulah jika kita menampilkan versi terbaik diri. Kekaguman orang-orang disekitar akan muncul dengan sendirinya. Pak Edmu (ternyata namanya itu merupakan akronim dari nama kedua orang tuanya) telah menampilkan versi terbaik dari apa yang disukai dan dikuasainya. Anak muda yang haus untuk terus belajar dan menemukan hal baru. Membersamai generasi muda sebagai penghapal Al-Quran. Tetap rendah hati, tingkatkan kualitas diri. Kiranya Allah SWT selalu memudahkan urusanmu ya Ding! Aamiin Ya Rabb.

Seruyan menjelang tengah hari.

Banyak Cinta dari Eka Yulia ❤













Komentar

  1. Virus cinta edmu semakin meresahkan😀😀

    BalasHapus
  2. Keren, bu Eka Yulia👍👍
    Ketua kelas yang kece,cerdas modern religius,seperti motto kotaku hahaha
    Tagline Mantu Idaman😆

    BalasHapus
  3. Waah rupanya telah banyak tahu tentang pak Edmu ya Bun.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bun Oviii, dia adek bungsu Saya, Buuun.... 😆

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menetasnya Telur Dari 30 Kali Pertemuan

Dapatkah Saya Menulis di Blog?

Closing Ceremony Mengharu Biru