Majalah Sekolah Impian
RESUME PERTEMUAN KE-11
Rabu, 01 Februari 2023
Pemateri : Widya Setianingsih, S. Ag.Moderator: Mutmainah, M. Pd.
Tema : Mengelola Majalah Sekolah
Majalah Sekolah Impian
Lonceng panjang berdentang menandakan waktunya pulang telah tiba. Seisi kelas XI IPS.1 berhamburan ke luar ruangan. Tak peduli lagi teriakan temannya yang tersenggol, terdorong, atau tertarik tasnya. Yang ada dipikiran mereka sekarang adalah cepat sampai ke rumah. Kecuali satu siswi yang masih duduk dikursinya.
Senja masih diposisi yang sama, duduk di kursi menghadapi setumpuk map yang berisi lembaran berbagai jenis naskah. Tak menyadari jika dirinya tertinggal seorang diri. Beberapa waktu berselang, seorang siswa berjaket jeans mendekatinya.
"Uja, Kamu dicari Miss Icha." ujar Awan, sang ketua osis.
Hening, tak ada sahutan sedikitpun. Rupanya Senja masih asyik dengan dunianya sendiri, seraya memandangi naskah.
"Ujaaa, Jaaa, hey!" Awan menepuk lengan Senja berkali-kali. Barulah gadis itu terkaget, mengangkat wajahnya. Mengerjapkan mata dengan ekspresi lucu, membuat pemuda itu terbahak.
"Wooy! melamun sampai segitunya. Lagi banyak beban ya? perlu bahu untuk bersandar? Sinii-"
"Issh, gaje! Aku enggak perlu bahu. Aku perlunya solusi dari programnya Miss Icha."
Senja memotong kalimat gurauan Ketua Osis. Gadis itu berdiri, mencangklong tas ranselnya lalu beranjak dari kursi. Sebelum sempat melangkah, dengan penuh pengertian Awan segera meraih map yang berisi setumpuk naskah itu.
"Rencana bikin majalah sekolah itu, ya?" tanya Awan, pemuda itu menjejeri langkah Senja. Mereka berjalan menuju ruang perpustakaan sekolah, tempat Miss Icha menunggu.
Miss Icha adalah guru Bahasa Indonesia, masih muda, ceria, kreatif, serta supel. Ibu guru muda aktif, penuh ide dan inovasi. Saking aktifnya, energi Miss Icha seolah tak pernah habis. Siswa banyak yang menjadikan Miss Icha panutan, karena Ibu guru muda berusia dua puluh dua tahun itu selalu terjun langsung bersama-sama siswa. Memberi contoh dan bimbingan.
"Aduuuh couple favorit Akuuuuh, lama bingit baru sampai." suara renyah khasnya Miss Icha menyambut kedatangan Awan dan Senja.
"Yuk, masuk! nih minum dulu, udah Miss sediain boba."
Tiga cup boba yang masih berembun, tersedia di atas meja. Menggoda untuk segera di sesap, hmm .... dingin menyegarkan.
"Miss, pulang dulu?" tanya Senja dengan nada heran.
"Enggak, nanti kesorean. Kenapa Ja?" Miss Icha balik bertanya.
"Ini udah ada boba, Miss beli di mana?"
"Ooh, Miss beli via gofood."
"Hahaa .... waduuh, maaf Miss! Senja lagi enggak fokus. Sejak tadi melamun memikirkan rencana bikin majalah sekolah itu." Awan memberi penjelasan diantara kekehan tawanya. Pemuda itu merasa gemas dan lucu menyaksikan tingkah Senja yang linglung. Senja tak menanggapi, gadis itu buru-buru duduk.
"Owalaaah, Uja enggak usah stress. Sini kita belajar bareng-bareng!" Miss Icha ikutan tersenyum geli, memahami kegusaran siswinya.
Ibu guru cantik berkulit putih bersih itu memutar layar laptop agar menghadap mereka bertiga.
"Ini udah Miss bikinkan rangkuman materi tentang Mengelola Majalah Sekolah."
"Dapat dari mana Miss, materinya?" tanya Senja antusias.
"Kebetulan Miss lagi ikutan kegiatan belajar menulis. Materi tadi malam sesuai untuk kita yang memang mau merintis majalah sekolah." tutur Miss Icha.
"Wah, bisa pas gitu ya momennya, Miss." timpal Awan. Miss Icha tersenyum lebar seraya mengangguk. "Yuk, kita pahami dulu!" ajaknya.
"Puisinya bagus banget, Miss, siapa yang bikin?" tanya Senja. Rupanya gadis cantik berkulit putih ini tengah terpesona oleh sebuah puisi yang menjadi pembuka materi.
"Itu puisi karya Bu Widya Setianingsih, S.Ag. Beliau narasumbernya. Puisi itu diunggah oleh Bu Mutmainah, S. Pd. Yang jadi moderatornya."
Rindu Tanpa Alamat
Rindu ku terjerat terali
Yang mengambang di lekat titian senja
Kedua tangan mendongak merapal doa
Teramputasi berjuta bayangan.
Garis takdir merajut seenaknya
Berbicara seolah penguasa
Menggurui jiwa kosong tak berdaya
Meludahi setiap keluh kesah.
Gigilku diselimuti pagi
Terseok dijalanan sepi
Tarian pilu tertawa bergirang hari
Mencumbui tapi tak peduli.
Jika inginku saja kau tak pahami
Lantas untuk siapa lagi aku bermimpi malam ini?
Rinduku tak pernah tiris
Memenjara sabda yang kosong tanpa daya
Aku terdiam di ruang binasa
Dan kau mencibir tanpa dosa.
Sudahlaah.
Widya Arema
Mereka bertiga mulai asyik membaca kalimat demi kalimat dari narasumber.
"Kita mulai dari biodata narasumber, ya. Biar kalian termotivasi, Ayo Awan tolong baca!" Miss Icha melirik ke arah Awan.
"Aku baca moderatornya dulu, ya Miss,"
"Kenapa?"
"Moderatornya udah punya buku karya sendiri. Bu Mutmainah biasa dipanggil Emut, berasal dari Lebak Banten. Beliau alumni peserta Belajar Menulis PGRI asuhan Om Jay gelombang 24. Mulai belajar dari NOL BESAR hingga menghasilkan buku solo (hasil 30 kali pertemuan dengan Narasumber keren) dan 20 buku antologi. Tuh, kan, dari moderatornya aja udah hebat begini." ucap Awan.
"Lanjutin ke narasumbernya, Wan!" pinta Senja tak sabar.
Awan menggerakan kursor untuk menampilkan potongan slide yang berisi biodata narasumber.


.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)


Luar biasa Bu Eka resumenya sangat menarik 👍
BalasHapusTerimakasi Buun, semangat, yuk!
HapusBagus Bu e
BalasHapusMari, lanjutkaaan.
HapusKeren bun👍🏻
BalasHapusSemangat, yuk, Buun.
Hapusmantap, semangat terus bu
BalasHapusHatur nuhun, Mari semangaaat!
HapusResume dengan gaya yg berbeda semakin asyiik untuk dilahap sampe abiiis
BalasHapusHatur nuhuuun. 🥰
Hapus