Konsep Menulis Buku Nonfiksi Anti Pusing

 RESUME PERTEMUAN 14

KBMN PGRI ANGKATAN 28


Rabu, 08 Februari 2023

Pemateri    : Musiin, M. Pd.
Moderator : Yandri Novita Sari, S. Pd.
Tema          :  Konsep Buku Non Fiksi

Konsep Menulis Buku Nonfiksi Anti Pusing

Bumi duduk gelisah di kursi panjang yang ada didepan ruang kelas mata kuliah Konsep Buku Nonfiksi. Ia dan beberapa teman seangkatannya tengah antri menunggu dipanggil masuk oleh Bu Yandri, asisten Bu Musiin, M. Pd. Dosen pengampu mata kuliah Konsep Buku Non Fiksi.

Kembali Bumi menarik nafas, berusaha melegakan sesak karena gugup. Mencoba menelaah satu persatu temannya yang terlihat kurang lebih seperti dirinya. Gugup!

Bumi mengingat kembali akan sang dosen yang selalu menginspirasinya. Beliau adalah Bu Musiin, M. Pd. Yang biasa disapa Bu Iin. Perlahan gadis itu membuka makalah yang sejak malam tadi telah dipersiapkannya. Mengamati lembaran biodata dari Bu Iin.

Bu Iin sosok yang multitalenta, selain sebagai guru Bahasa Inggris, dosen, pendiri yayasan, pengusaha, editor, dan penulis yang berasal dari Kota Kediri.


Hal yang paling disukai oleh Bumi, selama mengikuti kelas Bu Iin adalah Beliau selalu menyelipkan motivasi pembangkit semangat tentang berkarya. Menulis hingga menjelma menjadi sebuah buku.

Pada salah satu pertemuan perkuliahan Bu Iin pernah bercerita tentang pengalaman Beliau dibidang kepenulisan. 

"Saya tidak pernah bermimpi untuk bisa menulis buku, namun ternyata kelas menulis Om Jay menjadi pembuktian bahwa TIDAK ADA YANG TIDAK MUNGKIN. Kata Prof Rhenaldi Kasali, kalau kita berpikir secara Opportunity Based, kita akan selalu yakin ada pintu di tengah tembok rintangan. Seperti nasihat Om Jay “Menulislah setiap hari, dan buktikan apa yang terjadi.” tutur Bu Iin.

Saat itu Bumi angkat tangan lalu bertanya."Siapa Om Jay itu Bu?"

"Beliau adalah Pendiri KBMN PGRI. Sebuah kegiatan pelatihan menulis yamg diikuti peserta dari seluruh Indonesia. Tujuan akhirnya adalah menerbitkan sebuah buku." Bu Iin memberikan penjelasan. Bumi mengangguk paham.

"Sebagai alumni kelas menulis Om Jay gelombang 8, saya juga mendapat kesempatan sekaligus tantangan menulis yang diberikan Prof. Eko. Kami bersembilan telah berhasil menaklukakan tantangan menulis Prof Eko dan buku kami telah berhasil dipajang di toko buku Gramedia secara online maupun offline. Buku karya saya berjudul Literasi Digital Nusantara. Meningkatkan Daya Saing Generasi." lanjut Beliau memberikan penjelasan.

"Saya telah berhasil mengalahkan ketakutan dari diri saya sendiri. Ketakutan itu ternyata merendahkan potensi saya untuk menulis. 

Saya yakin kalian, mahasiswa-mahasiswa hebat yang ada di kelas ini pasti juga mampu menjadi PEMENANG DENGAN MENERBITKAN TIDAK HANYA 1 buku namun puluhan buku." Bu Iin memberikan semangat.

"Rekan-rekan mahasiswa yang luar biasa, ketakutan yang saya rasakan ketika menulis buku adalah sebagai berikut:

1. Takut tidak ada yang membaca.

2. Takut salah dalam menyampaikan pendapat melalui tulisan.

3. Merasa karya orang lain lebih bagus.

Lanjut Beliau. Ciri khas dosen yang penuh semangat membangkitkan minat mahasiswa didiknya. 

Berikutnya Bu Iin menampilkan contoh kerangka buku yang Beliau ajukan ke Prof. Eko dan disetujui untuk melanjutkan ke proses penulisan.

BAB 1 Penggunaan Internet Di Indonesia

A. Pembagian Generasi Pengguna Internet

B. Karakteristik Generasi Dalam Berinternet

BAB 2 Media Sosial

A. Media Sosial

B. UU ITE

C. Kejahatan di Media Sosial

BAB 3 Literasi Digital

A. Pengertian

B. Elemen

C. Pengembangan

D. Kerangka Literasi Digital

E. Level Kompetensi Literasi Digital

F. Manfaat

G. Penerapan Literasi Digital Pada Lintas Geerasi

H. Kewargaan Digital

BAB 4 Ekosistem Literasi Digital Di Nusantara

A. Keluarga

B. Sekolah

C. Masyarakat

BAB 5 Literasi Digital Untuk Membangun Digital Mindset Warganet +62

A. Perkembangan Gerakan Literasi Digital Di Indonesia

B. Literasi Digital Tanpa Digital Mindset Di Indonesia

C. Membangun Digital Mindset Warganet +62.

Bu Iin menyertakan tautan sebagai referensi penulisan kerangka buku.

https://www.youtube.com/watch?v=eePQwyHAcjw&feature=youtu.be

Dengan mengikuti langkah Beliau, tulisan kita menjadi rapi dan tertata sejak awal. Daftar isi, kutipan, indeks dan daftar pustaka tertata secara otomatis. Tutur Bu Iin kala itu.

Bumi tersadar dari lamunannya, tatkala mendengar pintu kelas didorong dari luar. Avila, teman sekelasnya melangkah keluar dengan wajah yang masih pucat dan bibir mengerut. Gadis hitam manis itu memilih duduk tepat disebelah Bumi.

"Minum dulu, Vil! muka Lu pucet banget." bisik Bumi. Avila meraih botol air mineral dari saku ranselnya, meneguk hingga separuh.

"Gila, Bum! sedetail itu Bu Iin ngasih pertanyaan." ucapnya.

"Hmm .... Lu bisa enggak jawabnya?"

"Gitu deh, terbantu karena Lu nyaranin gue bikin PPT dengan isian lengkap. Biarpun ngebleng, tapi Gue masih bisa baca di layar. Hehe ...." Avila terkekeh. Bumi menahan senyum mendengar kepolosan temannya.

"Bu Yandri ngebolehin, gitu?" tanyanya penasaran.

"Beliau senyum-senyum aja, tau Gue gugup kali."

"Hahaa .... enggak apa-apa Lu udah kelar. Lah, Gue?"

Lagi-lagi bunyi pintu kelas yang didorong dari dalam membuyarkan bisik-bisik kedua sahabat.

"Bumi Pertiwi, masuk!" panggil sang asisten dosen yang cantuk itu, seraya melambai ke arah Bumi. 

"Siap, Bu!"

Bergegas Bumi berdiri, tangannya meraih flashdisk yang berisi PPT bahan untuk ia presentasikan.

"Wish me luck, Vil!" ucapnya seraya melangkah menuju kelas. Pintu masih terbuka ditahan oleh tangan Bu Yandri.

"Ganbatte kudasai, Buum!" seru Avila dibelakang Bumi, membuat ia dan Bu Yandri tersenyum.

"Flashdisk, Bum!" Bu Yandri menengadahkan tangan kanannya. Bumi segera menyerahkan flashdisk materi. Seperti biasa asisten dosen akan membantu sebagai operator.

"Selamat Pagi Bumi, sudah siap?" tanya Bu Musiin, ketika melihat mahasiswinya telah berdiri menghadap layar proyektor.

"Siap Bu!" Bumi mengangguk.

Layar telah menampilkan slide pertama tentang materi yang akan dipresentasikan oleh Bumi.

"Pemaparan akan diselingi dengan tanya jawab. Silahkan dimulai!" kata Bu Yandri. Bumi mengangguk dan mulai fokus pada layar.

"Assalamualaikum Wr. Wb. Yang Saya Hormati Bu Musiin, S. Pd sebagai dosen pengampu. Bu Yandri yang Saya cintai. Kali ini saya akan menyajikan makalah dengan judul Konsep Menulis Buku Nonfiksi Anti Pusing. Baiklah akan kita mulai dengan pemaparan mengenai 

"Tulisan nonfiksi bersifat objektif dan berbasis data dan fakta. Bahasa yang digunakan juga bersifat denotatif atau apa adanya." tambah Bumi.

"Berikut adalah jenis-jenis tulisan nonfiksi."

"Slide selanjutnya akan menampilkan pola penulisan buku nonfiksi."
Bumi mendadak teringat cerita dari Bu Iin, ketika itu Beliau berkata jika Pola yang  dipakai dalam menulis buku  karya beliau "Literasi Digital Nusantara" adalah pola ketiga yakni Pola Klaster.

"Selanjutnya adalah Proses penulisan buku nonfiksi" tutur Bumi, seraya memperhatikan layar yang tengah menayangkan 5 langkah dalam proses penulisan buku nonfiksi, yakni:
1. Pratulis
2. Menulis Draf
3. Merevisi Draf
4. Menyunting Naskah
5. Menerbitkan
"Saudari Bumi Pertiwi, Saya minta Anda untuk menjelaskan dulu pra tulis itu terdiri dari apa saja?" tanya Bu Iin.

"Baik, Bu. Saya akan menjelaskan kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap Pratulis. Terdiri dari ; 1) Menentukan tema, 2) Menemukan ide, 3) Merencanakan jenis tulisan, 4) Mengumpulkan bahan tulisan, 5) Bertukar pikiran, 6) Menyusun daftar, 7) Meriset, 8) Membuat Mind Mapping, dan 9) Menyusun kerangka. Demikian, Bu." Bumi mengakhiri penuturannya. Bu Iin terlihat menganggukan kepala.

"Bisa disebutkan beberapa tema untuk buku nonfiksi yang tidak membosankan?" tanya Beliau. Bumi langsung menjawab.

"Tema dari buku nonfiksi dapat mengupas tentang  parenting, pendidikan, motivasi, serta isu-isu yang tengah booming."

"Ide tema dapat didapatkan dari mana saja?" cecar Bu Iin.

"Sebuah ide tema yang menarik dapat bersumber dari berbagai hal, contohnya; 1) Pengalaman pribadi, 2) Pengalaman orang lain, 3) Berita di media massa, 4) Status aplikasi media sosial, 5) Imajinasi, 6) Mengamati lingkungan, 7) Perenungan, 8) Membaca buku, 9) Survey, dan 10) Wawancara." papar Bumi dengan sangat lancar.

"Baiklah Bumi, silakan dilanjutkan." Bu Iin menggerakan telapak tangan, mempersilakan.

"Selanjutnya Saya akan menampilkan mengenai draft tulisan nonfiksi."


"Sebentar, Bumi. Saya ingin Anda menjelaskan mengenai persiapan referensi penulusan buku nonfiksi." sela Bu Iin.

"Baik, Bu. Referensi penulisan buku bisa dari; 1) Pengetahuan yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal, 2) Keterampilan yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal, 3) Pengalaman yang diperoleh sejak balita hingga saat ini, 4) Penemuan yang telah didapatkan, dan 5) Pemikiran yang telah direnungkan." jawab Bumi. Terlihat Bu Iin mengangguk seraya menyunggingkan senyum tipis  "Lanjutkan!" ujarnya.

"Selanjutnya adalah anatomi buku nonfiksi."

Anotomi Buku

1. Halaman Judul

2. Halaman Persembahan (OPSIONAL)

3. Halaman Daftar Isi

4. Halaman Kata Pengantar (OPSIONAL, minta kepada tokoh yang berpengaruh)

5. Halaman Prakata

6. Halaman Ucapan Terima Kasih (OPSIONAL)

7. Bagian /Bab

8. Halaman Lampiran (OPSIONAL)

9. Halaman Glosarium

10. Halaman Daftar Pustaka

11. Halaman Indeks

12. Halaman Tentang Penulis

Setelah menjelaskan mengenai anatomi buku nonfiksi, Bumi menampilkan slide yang berisi tentang revisi draf dan menyunting naskah.



"Bumi, silahkan jelaskan mengenai cara yang efektif untuk merevisi draf!" tanya Bu Iin.

"Baik Bu. Untuk merevisi draf dapat kita lakukan melalui Proofreading sebelum menerbitkan tulisan." jelas Bumi.

"Hmm .... silahkan lanjutkan!"

"Slide berikutnya adalah contoh topik yang tengah trending. Sebelumnya dapat kita cek melalui google trends seperti contoh berikut."




"Ini hasil penelusuran tentang topik Kurikulum Merdeka. Terlihat bahwa topik tersebut masih cukup tinggi. Artinya ketika kita menulis topik tersebut, akan diminati banyak orang. Demikianlah pemaparan dari Saya. Saya sangat mengharapkan saran dan masukan dari Ibu Musiin, untuk menjadi lebih baik lagi. Terimakasih." Bumi menutup pemaparannya.

"Secara keseluruhan penjelasan dan tampilan materi sudah baik. Runut dan terperinci. Namun masih ada beberapa hal yang ingin Saya diskusikan dengan Saudari Bumi." Bu Iin menatap sekilas pada mahasiswanya yang masih berdiri sigap.

"Silakan boleh duduk! Saya ingin Anda memberikan penjelasan tentang berapa banyak refrensi yang harus kita baca untuk bisa menjadi sebuah buku? dan bagaimana untuk mengatasi plagiarisme?" tanya Bu Iin.

Bumi berfikir sejenak untuk menyusun kalimat jawaban agar tersampaikan dengan baik dan tepat sasaran.

"Baik Bu, Saya akan mencoba menjawab pertanyaan Ibu yang pertama. Jumlah referensi yang harus kita baca tergantung kebutuhan. Semakin banyak semakin baik, karena tulisan kita semakin berkualitas." Bumi memberi jeda kalimatnya, siapa tahu Bu Iin akan mengomentari. Beliau hanya mengangguk, sebagai tanda agar Bumi melanjutkan.

"Dalam mengutip selalu sertakan sumbernya. Aplikasi untuk mengecek level plagiat banyak sekali, salah satunya plagiarisme checker. Kita bisa memasukkan file , dan akan muncul level plagiat. Dapat dipelajari lebih lanjut melalui tautan berikut ini https://www.easybib.com/grammar-and-plagiarism/plagiarism-checker/"

"Baiklah, Bumi Pertiwi. Jawaban yang representatif. Semoga Anda akan segera menerbitkan karya nonfiksinya. Silahkan menunggu nilai yang akan dikirimkan via email oleh Bu Yandri." Bu Iin menutup sesi tanya jawab. 

"Baiklah, Terimakasih Bu Iin, Bu Yandri."

Dengan wajah lega, Bumi segera meninggalkan ruang kelas. Berharap nilai terbaik yang ia dapatkan, sesuai dengan usaha dalam menyiapkan bahan makalah serta kelancarannya dalam presentasi barusan. Tadi, Bumi juga sempat mengAaminkan ucapan Bu Iin yang berharap gadis itu segera menerbitkan buku nonfiksi. Hmm, mau banget dong!

Terimakasih atas materi yang penuh inspirasi.


Seruyan,


Eka Yulia.

















Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dapatkah Saya Menulis di Blog?

Menulis Setiap Hari Menolak Lupa

Closing Ceremony Mengharu Biru