Tips Jitu Menulis Fiksi Ala Mazmo


RESUME PERTEMUAN Ke-10
KBMN PGRI ANGKATAN 28
 
Pemateri   : Sudomo, S. Pt.
Moderator: Bambang Purwanto, S. Kom. Gr.
Tema          : Kiat Menulis Cerita Fiksi

Tips Jitu Menulis Fiksi Ala Mazmo

"Perlahan suara-suara itu menghilang. Dalam gulita Aku menggigil sendirian. Mendadak bulu kudukku meremang. Terdengar suara di kejauhan. Semakin lama kian mendekat. Aku kebingungan bercampur ketakutan, apa yang harus Aku lakukan? haruskah Aku berteriak minta tolong? sementara ruangan semakin gelap. Aku mulai susah bernafas, dadaku terasa dihimpit batu."

Senja, berulang-ulang membaca penggalan kalimat narasi cerpen yang tengah ditulisnya. Mulutnya mencerucut, merasa tak puas dengan hasil tulisannya.

"Dih, kenapa jadi kek tema orang yang kena mental illnes? tema lombanya kan, cerpen tentang pahlawan yang heroik di medan perang."

"Aaah, Aku gak bisaaaa!"

Senja terus bermonolog di depan laptopnya, sesekali jemarinya mengacak-acak rambut. Galau nian hatinya. Tadi siang, Bu Nendi-guru Bahasa Indonesianya mendadak menyuruh gadis itu untuk mengikuti lomba menulis cerpen.
 
Terdengar ketukan di pintu kamarnya disertai suara "kriet" pintu dibuka seseorang.

Mareta, sang kakak melongokan kepala. "Ujaa, kata Ibu makan dulu." Senja hanya melirik sekilas ke arah kakaknya seraya menghela nafas.
"Nanti, Kak. Aku lagi enggak nafsu makan."
Mareta mengernyitkan kening, mendengar jawaban adiknya yang tak bersemangat. 

Ini bukan Senja yang biasanya, si cerewet! bathinnya. Iapun memutuskan untuk melangkah memasuki kamar Senja, lalu duduk disamping sang adik.
"Kamu kenapa sih, Ja?" tanya Mareta dengan suara lembut. 
"Aku lagi bete. Tetiba disuruh Bu Nendi untuk ikut lomba menulis cerpen." adu Senja. Mareta langsung tersenyum, tahu apa penyebab kegalauan adiknya.
"Bagus dong, Ja. Artinya gurumu percaya loh, sama kamu."
"Tapi, kan Aku enggak pernah bikin cerpen, Kak." sangkal Senja dengan nada judes.
"Bikin cerpen untuk tugas, kan pernah." Mareta mencoba membesarkan hati Senja, namun sang adik yang memang pembawaannya keras kepala masih tetap pada mode membantah.

"Kan lain momennya, Kak. Ini tuh, lomba."
"Ck, kan aturan menulis cerpen itu di mana-mana sama. Yang membedakannya cuma tema aja kok." tutur Mareta, jari telunjuk gadis itu dengan lincah menggulirkan layar ponsel. 

"Nih, Ja, Kakak lagi ikut kegiatan belajar menulis. Tema materi malam ini tentang kiat menulis cerita fiksi."
"Serius, Kak? cerpen kan termasuk jenis tulisan fiksi. Iih, boleh dong Aku ikut belajar." 
"Ayo, mumpung baru mulai."

Terlihat sebuah flayer di ruang percakapan grup whats app. Disana tertera bahwa narasumber bernama Sudomo, S. Pt. Moderator yang akan memandu pembelajaran adalah Bambang Purwanto, S. Kom. Gr. Tema materi tertulis kiat menulis cerita fiksi, tepat seperti yang dikatakan Mareta tadi.
"Moderatornya asyik nih, Kak!" seru Senja. Kebetulan memang dipercakapan grup baru saja menampilkan opening dari Pak Bambang yang biasa disapa Mr. Bams. Beliau menyajikan kata pengantar dengan untaian diksi yang sangat indah.

Siang tak pernah datang kepagian, 
akan tetapi di pagi hari ada saja yang kesiangan.
Ijinkan malam ini mengajak belajar bersama dengan materi yang luar biasa. Nantikan materi dari Bapak Sudomo, yang punya panggilan keren Mazmo. Entah apa hubungannya dengan 
Agnez Mo.

"Hahaa .... kocak nih, Kak." Senja terbahak, Maretapun tersenyum lebar. "Kalimat selanjutnya keren nih, Ja." mereka berduapun melanjutkan membaca permainan kata dari Mr. Bams.

Semoga malam ini, menjadi malam yang dinantikan untuk belajar lebih bersemangat. Menyusun sebuah huruf yang akan berderet menjadi untaian kalimat indah. Seindah hati yang selalu semangat untuk mau belajar dan terus belajar.

"Pro banget ya, Kak. Kalimat-kalimatnya enggak ada yang rancu sama sekali." puji Senja. Kakaknya mengangguk menyetujui. 

Mareta sudah tahu, dari pertama kali mengikuti kegiatan belajar menulis, Tim Solid Om Jay tak ada yang abal-abal. Beliau-beliau ini mumpuni dalam bidang kepenulisan.

"Buka link biodata narasumbernya, Kak!" nada suara Senja terdengar tak sabar. "Waduh, yang mau ikut lombaaaa. Semangat amat!" olok sang kakak. Senja tak menimpali, karena gadis kelas XI SMA itu tengah larut membaca biodata Pak Sudomo melalui tautan yang dibagikan oleh Mr. Bams.


Pak Sudomo, S. Pt. Merupakan seorang Guru IPA di SMP Negeri 3 Lingsar. Beliau juga sebagai ketua Komunitas Guru Penggerak Lombok Barat. Selain itu Beliau adalah penulis Buku 'Di Penghujung Pelukan (Mediakita), 'Pahlawan Antikorupsi: Sudah Adil, Kok!' (Funtastic MnC Gramedia), 'Tim Pencari Pesawat Sederhana' (Penerbit ANDI).
Buku karya Pak Sudomo, S.Pt.

"Pantas aja ya, Kak. Beliau jadi narasumber untuk materi kiat menulis cerita fiksi." gumam Senja. Mareta kembali mengangguk.

"Penulis aktif di blog dan udah punya buku. Yuk, lanjutkan!" 

Kakak beradik itu kembali larut menyimak kalimat demi kalimat yang disajikan oleh Mazmo.

Bapak/Ibu Guru Hebat, pada kesempatan malam ini kita akan sama-sama belajar menulis dengan topik sesuai yang sudah disampaikan oleh Mr. Bams, yaitu Kiat Menulis Cerita Fiksi. tutur Mazmo. 

Kemudian Beliau menjelaskan metode penyampaian materi akan menggunakan alur MERDEKA, yaitu Mulai dari Diri, Eksplorasi Konsep, Ruang Kolaborasi, Demonstrasi Kontekstual, Elaborasi Pemahaman, dan Aksi Nyata.

1. Mulai dari Diri

Pada alur ini, Mazmo ingin peserta dapat berbagi tentang pengalaman dalam menulis cerita fiksi.

Mazmo membolehkan peserta untuk mengirimkan cerita singkat terkait pengalaman. Dapat berupa pengalaman ketika mengalami kendala memulai menulis cerita fiksi. Dapat juga berupa tantangan yang dihadapi saat menulis cerita fiksi. Ataupun pengalaman telah menerbitkan buku fiksi. 

Peserta tidak perlu ragu. Tuliskan saja pengalaman terkait menulis fiksi. Jika memang belum pernah menulis fiksi, tidak apa-apa juga dituliskan belum pernah. Begitulah penuturan narasumber. 

"Aduh, Kak. Aku pengen cerita, kalo Aku lagi kebingungan memulai menulis cerpen!" seru Senja, berminat ikut serta menuliskan pengalamannya.

"Tunggu sebentar. Kakak yakin dari peserta, ada juga yang mengalami hal sama dengan Kamu, Ja."
 
Benar saja, tak lama berselang beberapa pengalaman peserta di bagikan oleh Mr. Bams. Yang kemudian akan ditanggapi oleh Mazmo.

"Naah, Ja, ini sudah banyak yang cerita. Ada yang hanya suka membaca cerita fiksi, tapi untuk membuat sendiri cerita fiksi tidak pernah. Lalu ada yang pernah mencoba menulis fiksi, dari pengalaman pribadi dan curhatan teman. Trus, ada juga nih peserta yang ingin bisa menulis fiksi, namun  masih bingung ide seperti apa yang bagus dan bagaimana cara membuat fiksi yang baik-"

"Udah dijawab Pak Sudomo belum?" tanya Senja memotong kalimat kakaknya.
"Issh, belumlah. Masih ada cerita dari peserta lain." Mareta gemas dengan adiknya yang over antusias"Ada lagi peserta yang baru menulis satu paragraf, udah kehabisan ide."
"Kakaaak, Aku takut kayak gitu." rengek Senja.
"Ini kan lagi dicarikan, cara mengatasinya biar Kamu enggak buntu ide, Jaaaa." ujar Mareta, matanya tak beralih sedikitpun dari layar ponsel.

"Ada yang ragu-ragu untuk mulai menulis fiksi dalam pemilihan judul, tema, dan aturan penulisannya juga, Ja." lanjutnya.
"Bilangin narasumbernya, kalo Aku mengalami semuanya, Kak!" keluh Senja seraya menelungkupkan kepalanya di atas meja belajar.
"Hahaa .... belum juga mulai menulis. Semangat dong! niiih, Mazmo udah mulai ngasih tanggapan loh, Ja." ucap Mareta disela tawanya. Lucu melihat mood adiknya yang naik-turun dengan cepat. 

"Apa kata Pak Sudomo, Kak?"

Tuh, benar kan? Senja langsung menegakan sikap duduknya.

"Beliau memberikan beberapa tips, nih baca!"

Mareta menunjukan beberapa tips dari Mazmo dalam menanggapi berbagai pengalaman menulis para peserta.

1) Menulis fiksi dapat menyembunyikan dan           menyembuhkan luka,

2) Harus terus menulis dan membaca karya
     fiksi orang lain. Untuk memperkaya
     pengalaman dan keterampilan,

3) Selama ada niat dan komitmen memulai
     dan menyelesaikan tulisan maka jadilah
     sebuah cerita fiksi,

4) Membuat outline/kerangka karangan,                   tema, memulai menulis, dan

5) Menulis kisah nyata sehari-hari akan
     mempermudah dalam mengembangkan
     alur cerita.

6) Melakukan riset 

7) Swasunting.

8) Mempelajari PUEBI dan KBBI.

"Hmm, sepertinya Aku mulai paham deh, Kak. Lanjut lagi dong, baca dulu!"

Rupanya, mood Senja sudah kembali bangkit. Mungkin, karena tips yang diberikan oleh narasumber sesuai dengan keadaan hati Senja saat ini. 

Mareta mengikuti adiknya untuk melanjutkan menyimak pemaparan materi dari narasumber. Berikutnya Mazmo menjelaskan alur pembelajaran selanjutnya.

2. Eksplorasi Konsep.

Pada alur ini, peserta dipersilakan untuk mempelajari secara mandiri materi yang telah Mazmo siapkan dalam bentuk cerita pendek. Setelah membaca, peserta harus membuat catatan/pertanyaan terkait materi yang ingin digali lebih dalam lagi. 

Berikut adalah tautan materi dari narasumber.  https://s.id/MateriSudomo

Sungguh cerdas. Mazmo mengemas materi menulis fiksi dalam sebuah cerpen. 

"Mantap, Kak. Narasumbernya keren, bikin materi dalam cerpen. Aku jadi enggak bosan bacanya." celoteh Senja dengan sorot mata berbinar. Mareta merasa jika adiknya cepat memahami materi, karena cara penyajiannya yang tidak monoton.

"Ceritanya tentang keseharian yang ternyata relate sama masalah Kamu ya, Ja. Itu udah paham, belum?" Mareta menatap Senja. Senyum sumringah terbersit dari wajah cantiknya. 

"Ya, dong. Aku bikin kesimpulannya deh, Pak Sudomo memberikan tips tentang menulis fiksi harus dimulai dengan niat dan komitmen untuk menulis. Lalu mementukan tema dan kerangka karangan. Untuk memperkaya gaya dan tata bahasa harus sering membaca karya fiksi orang lain, naah ditambah belajar PUEBI dan KBBI, dong. Jangan lupa melakukan riset untuk menguatkan latar dan penokohan." ungkap Senja panjang lebar. 
"Wiiih, mantap! ada lagi?" tantang Mareta. Adiknya mengangguk.

"Terakhir sih upgrade pengetahuan tentang cerita fiksi, dong. Misalnya memahami bentuk-bentuk cerita fiksi, unsur cerita fiksi, alasan menulis cerita fiksi.  mempelajari bagian-bagian menulis cerita fiksi itu sendiri." Senja mengangkat kedua jempol tangannya, tanda ia puas dan paham dengan apa yang disampaikan oleh Mazmo. Mareta melebarkan kedua netranya. Kagum terhadap kecerdasan adik satu-satunya ini.

"Kak Eta wajib lihat! biar nulis novel online nya makin lancar." lanjutnya dibarengi dengan cengiran lucu. Jari telunjuknya masih setia  menggulirkan layar ponsel, tepat pada laman blog Pak Sudomo.

Maretapun ikut kembali mencermati cerpen berbalut materi menulis cerita fiksi. Ia berfikir rupanya dari sinilah Senja dapat membuat kesimpulan sebagus itu.

Garis besar materi dari cerpen tersebut adalah:

1)  Bentuk cerita Fiksi terdiri dari: cerpen,
      novela, novelet, novel,  fiksi mini, flash
      fiction, dan pentigraf. Pembedanya adalah
      tergantung dari jumlah kata. 

Mazmo juga menambahkan beberapa penjelasan mengenai istilah baru, diantaranya:

fiksimini yaitu fiksi singkat yang hanya terdiri dari beberapa kata saja. 

Berikut adalah contoh fiksimini yang terkenal For sale: baby shoes, never worn. Karya Ernest Hemingway. Jika diperhatikan, secuil kalimat itu memiliki maknanya luas dan dalam.

Premis adalah ringkasan cerita dalam satu kalimat.

Contoh premis: Seorang anak yang berjuang melawan penyihir jahat demi kedamaian dunia.

Itu adalah premis dari novel Harry Potter. Kekuatan premis adalah mampu menggambarkan novel yang tebal hanya dalam satu kalimat saja. Premis mengandung unsur tokoh, tantangan, tujuan tokoh, dan resolusi.

2) Unsur-unsur pembangun cerita fiksi,
     terdiri dari; tema, alur/plot, penokohan,
     latar/setting, sudut pandang, dan Premis.

3) Alasan menulis cerita fiksi, diantaranya;
     bagi guru akan lebih mudah dalam
     menyusun soal Asesmen Kompetensi
    Minimum (AKM), menyembuhkan dan
    menyembunyikan diri, mengeksplorasi dan
    menemukan passion dalam menulis.

4) Tips menulis cerita fiksi, sama seperti
      penjelasan narasumber sebelumnya.

5) Bagian Menulis, terdiri dari; membuka
    cerita dengan baik (dialog, kutipan, kata
    unik, dan konflik), melakukan pengenalan
    tokoh dan latar dengan jelas dan benar,
    menguatkan sisi konflik internal dan
    eksternal, menggunakan pertimbangan logis
    agar tidak cacat logika dan memperkuat
    imajinasi, memilih susunan kata atau kalima
    yang pendek dan jelas, memperkuat tulisan
    dengan  pemilihan diksi, dan membuat
    ending yang baik.

Senja kembali menghela nafas lega. "Fiuuhh, Bismillah Aku bisa!" Serunya. Mareta terkekeh, dengan lembut mengusap puncak kepala adiknya. "Nah, gitu dong! semangat. Lanjut baca materi lagi, enggak, Ja?" tanyanya. Senja menganggukan kepala. 

Di ruang percakapan grup KBMN, Pak Sudomo tengah melanjutkan pembahasan mengenai alur pembelajaran berikutnya.

3. Ruang Kolabirasi

Pada alur ini  Mazmo memberikan beberapa kalimat, peserta harus melanjutkan sendiri menjadi satu paragraf nanti pada resume.
Berikut ini adalah kalimat yang harus lanjutkan oleh peserta:

"Perlahan suara-suara itu menghilang. Dalam gulita aku menggigil sendirian. Mendadak bulu kudukku meremang. Terdengar suara di kejauhan. Semakin lama kian mendekat."

4. Demonstrasi Kontekstual. 

Pada alur ini peserta disarankan untuk  menuliskan 5 tema yang paling disukai dan dikuasai. Boleh menuliskannya di notes HP, docs,  atau di mana saja. 

5. Elaborasi Pemahaman. 

Pada alur ini adalah sesi tanya jawab. Peserta dipersilakan untuk mengirimkan pertanyaan terkait materi, terutama menyangkut hal-hal yang ingin diperdalam lagi melalui moderator.

6. Koneksi Antarmateri. 

Pada alur belajar ini, peserta dipersilakan untuk menuliskan kesimpulan dari materi belajar malam ini. 

7. Aksi Nyata. 

Alur belajar ini, yaitu terkait dengan penerapan materi malam ini dalam bentuk tulisan, yaitu resume hasil belajar di blog peserta. Bentuk resume bebas. 

Demikianlah Mazmo mengakhiri pemaparan materinya. Beberapa saat kemudian, Mr. Bams mulai membagikan pertanyaan dari peserta.

Senja melirik kakaknya, lalu berkata: "Kak Eta, kalo nulis novel online itu seringnya tema apa?"
"Seringnya tema kehidupan remaja dengan segala keruwetannya, kegalauan orang-orang dewasa yang sudah bekerja tapi belum nikah, ada juga misteri-misteri gitu, sih. Tapi kebanyakan Kakak lebih suka komedi romantis yang diadaptasi dari kisah nyata." tutur Mareta. "Kalo Kamu?" 
 
"Hehe .... Aku akan berusaha menyelesaikan cerpen bertema keheroikan pahlawan ini aja dulu."

Mareta mengangguk, bangga dengan kegigihan Senja yang berhasil mengatasi kegalauannya. Adiknya mau belajar dengan cepat bersamanya, lalu langsung mempraktikan.
 
Tanpa bermaksud mengganggu Senja yang sudah mulai menggarap naskah cerpennya, Mareta lebih memilih untuk melanjutkan menyimak pertanyaan yang diajukan oleh peserta.

1. Pertanyaan dari Evridus Mangung

Adakah latihan khusus agar daya imajinasi penulis benar-benar bisa bekerja optimal dalam menyusun sebuah karya fiksi?

Jawaban
Saya pribadi tidak pernah melakukan latihan khusus. Latihan khususnya adalah dengan terus konsisten menulis. Konsistensi ini akan membuat seorang penulis terbiasa nyaman menulis dalam kondisi apa pun.

2. Pertanyaan Umatun (Magelang) 

Saya sudah membuat cerita tentang ibuku dan almarhum ayahku. Apakah itu juga sdh betul?

Bagaimana tips menulis cerita fiksi?

Jawaban

Tips menulis cerita fiksi, yaitu menumbuhkan niat, menentukan ide dan genre yang disukai dan kuasai, membaca karya fiksi orang lain, membuat kerangka, dan mulailah menulis kemudian menyelesaikannya.

3. Pertanyaan dari Nanang Mustafa                        (Trenggalek).

Saya telah menulis beberapa cerpen dan sebagian sudah saya ikutkan antologi bersama. Pernah ikut tantangan menulis cerpen bergenre rumah tangga, dapat separo dari yg dirargetkan, akhirnya mandeg di tengah jalan. 

Ketika menulis cerpen seringkali saya melenceng dari keinginan awal. Ketika saya ingin menulis cerpen untuk remaja atau dewasa, eh, melenceng ke cerpen anak. 

Jawaban

Banyak yang mengalami hal sama, Pak. Itulah pentingnya membuat outline/kerangka karangan dengan tujuan agar tulisan tetap berada di jalurnya. Istilahnya sebagai pengingat bagi kita ketika akan melanggar jalur.

3. Pertanyaan dari Rinrin Siti Maemunah (       Bandung Barat)

Bagaimana cara membuat outline?

Jawaban

Berikut penjelasan terkait outline:

- Kerangka disusun berdasarkan unsur-               unsur  pembangun cerita fiksi.

- Menentukan tema agar pembaca mengerti       lingkup cerita fiksi kita.

- Membuat premis sesuai tema.

- Menentukan uraian alur/plot berdasarkan       unsur-unsurnya.

- Menentukan penokohan kuat berdasarkan         jenis dan teknik penggambaran watak               tokoh  dengan baik.

- Menentukan latar/setting dengan                         menunjukkan sisi eksotis dan detail.

- Memilih sudut pandang penceritaan yang          unik.

4. Pertanyaan dari Imro'atus Sholihah                  (Jombang ) 

Bagaimana kiat mudah membangun alur atau plot cerita fiksi?Bagaimana kiat mudah membangun alur atau plot cerita fiksi?

Jawaban

1. Tentukan dulu jenis alur/plot yang ingin              digunakan;

2. Memahami unsur-unsur alur/plot yang               meliputi Pengenalan cerita, Awal konflik,            Menuju konflik, Konflik memuncak/klimaks,      Penyelesaian/ending.





Contoh alur cerita

5. Pertanyaan dari Puspa Wijayanti                        (Tangeran Selatan)

1) Bagaimana menulis fiksi berangkat dari               kisah nyata yang apik?

2) Bagaimana membuat / menciptakan                       karakter yang kuat untuk tokoh cerita?

3) Bagaimana menerapkan POV 1 tanpa ego             kita muncul disana?

Jawaban

1. Kuncinya tambahkan bumbu berupa konflik,
    hambatan/tantangan yang dihadapi tokoh,
    ending yang menyentuh, dll;
2. Memberikan penjelasan selangkah demi   
   selangkah terkait detail karakter, sifat, watak
   dengan metode show don't tell. Kemudian
   gambarkan tokoh melalui gaya bahasa,
   lingkungan tokoh, perilaku
3. Kunci menjaga netralitas penulis POV 1 
   adalah jangan baper. Tempatkan diri sebagai
   penulis, bukan tokoh.
 
Sebelum mengakhiri pertemuan pembelajaran, tak lupa Mazmo membagiian tautan blog pribadi sebagai sarana belajar ataupun tanya jawab.


Materi lengkap Beliau juga dapat ditonton
di channel Youtube .


Mareta menyudahi perhatiannya pada layar ponsel. Terlihat Senja semakin larut dalam rangkaian kata yang diketik di laptop. Semoga cerpen karya Senja menjadi yang terbaik. Semoga kita dapat seperti Senja, setelah mendapatkan ilmunya langsung aksi untuk eksekusi.

Terimakasih telah berbagi  ilmu yang bermanfaat.

Seruyan, siang  keesokan harinya.


Penuh cinta dari Eka Yulia. ❤











 

Komentar

  1. Keren Bu e, bisa jadi referensi Ulun lah, resume Ulun masih ngambang karena rencana nya mau Ulun jadikan cerbung, biar ada benang merahnya. Sebab itu jadi galau, masih Bingung

    BalasHapus
    Balasan
    1. Berantas kegalauan! Ikutin tips dari Mazmo. Bikin outline, dulu deeeng.

      Hapus
  2. Cakeeep resume dikemas dengan gaya cerpen mantaap jiwa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hatur Nuhuun, Neng Mentor udah mampir. Ajarin yaa, cara ngeresume yg baik dan benar.

      Hapus
  3. Balasan
    1. Terimakasih Ibuuun, yuk kita selesaikan sampai tuntas.😅

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menulis Pantun Membuatku Tertegun

Sabtu Bersatu Februari Ceria day 4