Belum Ada Judul
Jumat, 20 Januari 2023
Berulang kali membaca kalimat itu, kalimat yang Saya tulis sendiri, buah pemikiran sendiri. Sudah hampir lima tahun berada dalam file naskah di laptop Saya, serta satu tahun tertuang dalam buku novel cetak Saya yang kedua. Kenapa baru beberapa waktu terakhir ini saja, menyadari kalimat tersebut sarat makna? entahlah.
Mungkin karena merasa relate dengan keadaan diri sendiri, atau relate dengan keadaan teman-teman disekitar Saya. Bisa jadi Saya me-relate-kan kalimat tersebut dengan kegundahan nitizen-nitizen di sosial media yang kebetulan Saya tonton.
"Aku tak membenci mereka, hanya ingin meminimalisasi rasa berdosa. Jika saat ini kita berkomunikasi, takut terucap kata yang membuat semua orang terluka."
Itulah beberapa baris kalimat yang tengah Saya gandrungi, karena setelah betul-betul dipahami ternyata memiliki makna yang mendalam. Tentang ungkapan rasa seseorang yang memilih untuk menjauh, demi menjaga kedamaian disekitarnya. Memilih mencerna apa yang tengah terjadi, dari pada terburu-buru merespon prasangka orang lain. Memilih, dan memilih. Itulah sejatinya ketika seseorang menjalani kehidupan, melewati berbagai fase pendewasaan. Memilih dan menimbang.
Menilik dari pernyataan Saya diawal, bahwa deretan kalimat itu terdapat pada novel karya Saya. Rangkaian kisah curahan hati dari temannya teman Saya. Dalam artian bukan berghibah. Sekedar isi hati teman Saya tentang temannya yang penuh inspirasi. Cerita temannya teman Saya, yang begitu membuat Saya ketagihan tidak mau berhenti mendengarkan. Sekali saja teman Saya tidak bercerita tentang dia, satu malam suntuk tidak dapat memejamkan mata.
Belum tamat...

Komentar
Posting Komentar