Langkah Menjadi Pengusaha Bidang Penerbitan Buku
RESUME PERTEMUAN 30
KBMN PGRI ANGKATAN 28
Jumat, 17 Maret 2023
Pemateri : Mukminin, M. Pd.
Moderator : Muliadi, M. Pd.
Tema : Usaha Penerbitan Buku
Langkah Menjadi Pengusaha
Bidang Penerbitan Buku
Minggu sore, tak biasanya Pakde Muliadi menelpon Senja untuk datang berkunjung ke rumahnya. Kebetulan bude, Istri beliau tengan pulang kampung bersama putri tunggal mereka. Di telpon tadi Pakde Muli bilang mau mengajaknya berkunjung ke sahabat Beliau yang kebetulan memiliki usaha penerbitan buku. Ajakan Pakde-nya tentu saja disambut baik oleh Senja. Kebetulan gadis itu tengah gabut tak menentu apa yang dikerjakan. Saking menumpuknya pekerjaan yang deadlinenya berbarengan.
Sambil menunggu Pakde Mi bersiap, Senja membaca setiap tulisan yang tertemoel didinding ruang tamu rumah Pakdenya.
Ada Sebuah quote dari mujahid mesir, Sayyid Qutb "Satu peluru hanya mampu menembus satu kepala, tetapi satu tulisan bisa menembus ribuan dan bahkan jutaan kepala"
"Wiiih, mantap!" gumam Senja seraya mengangguk-angguk.
"Bagus kan, Nduk? apa coba kira-kira makna dari pernyataan Sayyid Qutb itu?" suara tanya Pakde Muli mengagetkan Senja.
"Astaga!! Pakdeeeeeee! bikin kaget." seru Senja sebal.
"Hahaaa .... ayo artikan kalimat Sayyid tadi!" ucap Pakde, setelah reda dari tawa.
"Menurut Uja sih, Tentulah yang dimaksud Sayyid Quth tersebut adalah bahwa pengaruh tulisan itu luar biasa besar dan luas." tutur Senja.
"Pas, Nduk! memang itu artinya. Coba lihat saja buku Ihya Ulumiddin karya Imam Alghazali, buku yang terbit lebih seribu tahun yang lalu itu hingga kini terus dibaca dan mempengaruhi orang." ujar Pakde Muli.
"Malah makin banyak dicari loh, Pakde." tukas Senja.
"Ya, begitu kalau tulisannya penuh makna. Apa kabar novelmu, Nduk?"
"Alhamdulillah, Pakde. Udah mau naik cetak."
"Syukurlah, nanti Pakde ikutan order."
"Enggak usah, Pakde. Aku kasih hadiah aja buat Pakde."
"Ck, ndak boleh kalo buku, Nduk! karena buku itu ide mahal dari kita. Harus ada nilai jual didalamnya sebagai penghargaan untuk yang buat." Pakde Muli menasihati keponakannya.
"Asyiik, order yang banyak ya, Pakde! Hehee ...."
"Hahaa .... bisa diatur, ayo sekarang ikut Pakde ke kantor penerbitan miliknya Pak Mukminin."
"Let's go!"
Perjalanan menuju kantor penerbitan milik Pak Mukminin ditempuh kurang lebih 15 menit. Pakde Muli mengemudi dengan santai, bahkan terlalu pelan bagi Senja. Gadis itu diam saja menikmati suasana sore yang sejuk, mana berani protes. Kualat nanti.
Sampailah mereka didepan sebuah gedung penerbitan berlantai dua, asri dan megah. Ternyata sang tuan rumah telah berdiri di teras menyambut kedarangan mereka berdua. Seirang pria seumuran Pakde Muli tersenyum ramah.
"Inikah penulis muda berbakat kebanggaan Pak Muliadi?" sapa ramah Pak Mukminin seraya menyalami Senja.
"Perkenalkan, Saya Lembayung Senja. Semoga beneran jadi penulis berbakat ya Pak, hehee ...." Senja tertawa malu mendengar pujian dari Pak Mukminin.
"Sudah berbakat, mengingat cerita Pakde mu itu Nduk. Panggil Saya Pakde Inin saja."
Mareka digiring memaduki sebuah ruang tamu yang lagi-lagi bernuansa asri, sejuk membuat betah.
"Ayok, Nduk! ini kesempatanmu untuk menyerap ilmu tentang penerbitan buku. Tolong dikasih pencerahan ya, Cak! Ponakanku ini suka banyak tanya dan ingin banyak tau." ucap Pakde Muli setelah dipersilakan duduk.
"Bagus itu, anak muda memang harus banyak penasaran, biar banyak pengalaman."
"Ya Pakde Inin, Saya sudah oenasaran sejak kapan Pakde Inin mengelola penerbitan buku sebesar ini?" todong Senja yang sudah penasaran sejak tadi.
"Saya termasuk seorang penggiat literasi sejak lama. Awal mula Saya menjadi penerbit adalah ketika temannya sesama peserta KBMN PGRI gelombang 8, ibu Rasita namanya meminta Saya untuk menerbitkan bukunya." Pak Mukminin memulai bercerita tentang pengalamannya.
"Tantangan ini Saya terima. Tentu saja disupport Saya yang kebetulan mempunyai kantor penerbitan percetakan. Sejak itu Saya berusaha membuka sendiri usaha penerbitan buku yang ISBN nya masih bergabung dengan percetakan teman tadi." tutur Cak Inin.
"Menerbitkan buku merupakan salah satu mata rantai dari aktivitas menulis. Tulisan yang tersimpan begitu saja, tidak diterbitkan tentu akan kurang pengaruhnya baik bagi diri si penulis maupun orang lain. Penulisnya tidak dikenal, sedangkan ide dan gagasan si penulis pun tidak tersampaikan. Begitu Nduk."
"Apa Pakde Inin memiliki latar belakang ilmu tentang penerbitan buku sebelumnya?" tanya Senja.
"Tentang penerbitan buku secaea langsung, tidak. Namun karena Saya lulusan Jurusan Bahasa dan Sarta Indonesia dari UNISDA LAMONGAN Tahun 2012, dasar-dasar tentang kepenulisan dan buku telah Saya miliki." jelas Pakde Inin.
"Buku karya Pakde Inin udah banyak dong!" sela Senja.
"Ada 6 buku solo yang sebagian besar diterbitkan oleh Ssya sendiri, Nduk. Berikut buku-bukunya---"
- 55 Pantun Nasihat th.2020 penerbit Kelompok Majas Bojonegoro.
- Jurus Jitu Menjadi Penulis Handal Bersama Para Pakar. Penerbit Kamila Press 2020. Merupakan buku terlaris.
- Kidung Hati ( Kamila Press Lamongan, 2021)
- LARON Kumpulan Puisi 2.0 t(t KAMILA PRESS LAMONGAN, 2022)
- Nusantara Berpantun Antoþlogi 65 Pantun Nasehat ( Kamila Press 2022).
- Dari Pengantar Jadi Buku ( Kamila Press 2022).
"Kalau mendirikan penerbit sendiri sejak kapan, Pakde?" tanya Senja.
"Penerbitan buku Saya akhirnya berdiri secara resmi pada tanggal 9 September 2019. Saya beri nama Kamila Press dengan dibantu oleh teman. Usaha ini alhamdulillah berjalan lancar sampai 2 tahun. Lalu tepatnya tanggal 31 Agustus 2021, Saya mengurus CV Kamila Press dan tak lama kemudian turun izinnya. Langsung Saya daftarkan ke Perpusnas untuk mendapatkan izin sebagai penerbit yang bisa mengeluarkan ISBN." papar Cak Inin.
Cak Ininpun menunjukan sebuah slide dari tabletnya pada Senja.
Ini syarat-syarat mengajukan no. Buku Ber-ISBN:
- Penerbit harus mempunyai Link berbayar.
- Buku yang.diajukan no. ISBN harus dikirim lengkap ke Web Perpusnas :
- Cover buku.
- Permohonan ISBN Buku ke Perpusnas Nasional oleh penanggung jawab penerbit (Direkturnya).
- Surat Pernyataan Keaslian Karya bermaterei 10.000 dan ditandatangani penulis mengetahui penanggung jawab penerbit dengan stempel penerbit.
- Naskah buku yg sudah dilayout bentuk PDF lengkap atau utuh satu buku harus diberi WATERMAK seperti ini dan nama judul buku dan penerbit.
"Buku yang bisa diterbitkan oleh Kamila Press ada 2 macam, jika memenuhi syarat aturan Perpusnas bisa ber-ISBN. Jika tidak memenuhi syarat berupa antologi menulis bareng (menyebar) maka akan diterbitkan menggunakan nomor QRCBN." tutur Cak Inin penuh kesabaran.
"Perlu waktu lama ya, Pakde?"
"Waktu penerbitan buku sekitar 1,5 sampai 2 bulan. Sebelum masuk ke penerbit harus ada editing dulu dari penulis, tetapi di Kamila Press juga ada editing lagi. Penerbit Kamila Press adalah Penerbit Indie. Begitu Nduk."
"Kalau mau menerbitkan buku di Kamila Press ribet gak?"
"Tahapannya standar saja seperti dipenerbitan lainnya--"
Lima Tahapan Cara Menulis dan Menerbitkan Buku yang Tepat:
- Prawriting
- Drafting
- Revisi
- Editing/Swasunting
- Publikasi.
"Syaratnya sama seperti penerbit lain kok, Nduk---"
Syarat-syarat Penerbitan di Kamila Press Lamongan:
- Kirimkan naskah lengkap.
- Judul
- Kata Pengantar
- Daftar Isi, Naskah
- Daftar Pustaka
- Biodata Penulis dengan Fotonya
- Sinopsis
"Ayok, kirim naskahmu, Nduk! Hahaa ...." tantang Cak Inin. Senja ikut tertawa.
"Asal dikasih diskon." candanya.
"Harga Penerbitan buku di Kamila Press Lamongan standar juga, Nduk. Disesuaikan dengan kondisi karena sewaktu-waktu bisa berubah---"
1. Biaya Cetak buku A5, kertas Bookpapar (coklat halus) atau HVS putih (termasuk biaya ISBN, Layuot, edit, cover buku, PO buku, sertifikat). Minimal cetak 10 buku mulai 1 September 2022.
- 60 hlm: Cetak 10 buku = 645.000 + Ongkir
- 70 hlm: Cetak 10 buku = 665.000 + Ongkir
- 85 hlm: Cetak 10 buku = 673.000 + Ongkir
- 90 hlm: Cetak 10 Buku = 728.000 + Ongkir
- 100 hlm: Cetak 10.Buku = 738.000 + Ongkir
- 125 hlm: Cetak 10 buku = 764.000 + Ongkir
- 150 hlm: Cetak 10 buku = 815.000 + Ongkir
- 200 hlm: Cetak 10 buku = 855.000 + Ongkir
- 250 hlm: Cetak 10 buku = 915.000 + Ongkir
- 300 hlm: Cetak 10 buku = 970.000 + Ongkir
- 350 hlm: Cetak 10 buku = 1.120.000 + Ongkir
- 400 hlm: Cetak 10 buku = 1.170.000 + Ongkir
- 450 hlm: Cetak 10 buku = 1.220.000 + Ongkir
- 500 hlm: Cetak 10 = 1.270.000 + Ongkir
2. Setelah cetak buku 10 dengan jumlah halaman yang sama dan harga harga tersebut, lebihnya dihitung harga cetak ulang:
- Cetak buku 60 hlm Harga @ 22.000
- Cetak buku 70-75 hlm harga @23.000
- Cetak buku 100 hlm. Harga @ 25. 000
- Cetak buku 140 hlm harga @ 30.000
- Cetak buku 150 hlm @ 31.000
- Cetak buku 250 hlm. Harga @ 42.000
- Cetak buku 300 hlm. Harga @ 47.000
- Cetak 320 hlm. Harga @ 48.000
- Cetak 340 hlm. Harga @ 50.000
- Cetak 360 hlm. Harga @ 52.000
- Cetak 380 hlm. Harga @ 55.000
- Cetak 400 hlm. Harga @ 57.000
- Cetak 420 hlm. Harga @ 59.000
- Cetak 440 hlm. Harga @ 62.000
- Cetak 480 hlm. Harga @ 65.000
- Cetak 500 hlm. Harga @ 67.000
"Bervariasi ya, Pakde. Hmm, keuntungan lainnya jika dicetak di Kamila Press apa aja Pakde?" tanya Senja.
"Baiklah, akan Pakde kasih gambarannya ...."
- Kamila press membantu menerbitkan buku berISBN dapat nilai untuk angka kredit untuk kenaikan pangkat PNS.
- Buku solo minimal 60 halaman untuk diterbitkan, untuk puisi atau pantun boleh 1 atau 2 puisi atau pantun dalam satu halaman.
- Kamila press hanya melayani penerbitan buku yang dicetak tidak berbentuk ebook.
- Kamila press menerima sesuai permintaan jika sudah mempunyai cover silahkan, nanti diterbitkan di kamila press atau jika belum mempunyai cover maka kamila press akan melayani.
"Harus dong, karena jika buku laku penulis untung dan penerbit juga untung. Hahaa .... semua senang kan, Nduk?" Cak Inin terkekeh. Senja dan Pakde Muli ikut tertawa.
"Sudah toh, Nduk tanya-tanyanya!" sela Pakde Muli.
"Satu lagi deh, Pakde!"
"Boleeeh, Saya senang kalau ada anak muda yang bersemangat begini." jawab Cak Inin.
"Mungkin Pakde Inin punya saran untuk lebih bersemangat menerbitkan buku." ucap Senja.
"Menerbitkan buku melibatkan beberapa tahapan, mulai dari konseptualisasi, penulisan naskah, pengeditan, desain sampul, pencetakan, distribusi, dan pemasaran. Sarannya agar menarik buku ada ilustrasi dan tulisannya jangan full. Begitu Nduk."
"Waaah, terimakasih bantak loh, Pakde Inin. Ini ilmu berkualitas yang Saya dapatkan secara gratisan. Duuh, terimakasih banyak Pakde Inin!"
"Santai, Nduk. Ilmu itu harus disebarkan biar bermanfaat untuk orang banyak, bukan dipendam sendirian." tukas Cak Inin penuh nasihat.
Hari mulai merangkak senja, obrolan kali ini berlanjut antara kedua pakde. Dalam diri Senja tengah berkobar semangat untuk lebih giat menulis dan menelurkan sebuah buku.
Sudah siap buku solonya?
Sedih rasanya, mungkin ini resume terakhir di event F1, F1. Meskipun Saya belum pernah sekalioun berada dijajaran F1. Satu hal yang menjadi kebanggaan Saya, sejak ikutan KBMN PGRI, tulisan saya mendadak semakin banyak.
Semoga berkah selalu....
Seruyan keesokan harinya.
Salam Cinta Untuk Semua.
Eka Yulia.❤
Komentar
Posting Komentar