Menulis Semudah Membuat Daftar Belanja

 RESUME PERTEMUAN KE-9

KBMN PGRI ANGKATAN 28


Jumat, 27 Januari 2023

Pemateri    : Prof. DR. Ngainun Naim
Moderator : Lely Suryani, S.Pd. SD
Tema           : Menulis Itu Mudah

Menulis Semudah Membuat Daftar Belanja
   
Seperti biasa, setiap malam sambil menemani si bungsu belajar, Saya selalu bertanya. Bertanya apapun kegiatan dia seharian tadi. Walaupun seringnya dijawab dengan ketus.
"Ibuuu, ganggu!"

Tak pernah jera, karena celotehannya justru membuat gemas. Saya raih block note berwarna pink di meja belajar si bungsu.
"Geulis, suka nulis apa aja disini?" tanya Saya.
"Apa aja, banyaknya sih daftar keinginan Geulis aja. Biar nanti Ayah sama Ibu enggak lupa."
"Oh, kirain rahasia Geulis." Saya mengangguk, ah gadis Saya ini terlalu jujur, bilang ayah ibunya pelupa.
"Enggak tuh, Geulis enggak punya rahasia, kok."
"Boleh enggak, Ibu ikut nulis di sini?" iseng bertanya, Geulis menatap Saya sekilas lalu mengangguk.
"Emang Ibu mau nulis apa?"
"Daftar belanjaan Ibu buat besok, Geulis mau dibelikan apa?"

Bruk! Si bungsu langsung menutup buku tema yang tengah dibacanya. Duduk bersila menghadap Saya dengan mata berbinar.
"Toppoki, mie samyang, susu hilo, pir, krayon, hmm ...."
"Ehemm, banyaknyaaaa!" Saya berseru dengan nada menirukan celotehan Upin Ipin yang sering ditonton Geulis.
"Hehe .... makanya, tuh, udah Geulis tulis hari ini mau apa, besok minta apa. Ada semua disitu kok, Bu."

Benar saja, ketika Saya telusuri lembar demi lembar block note berwarna pink milik Geulis. Terperinci per hari dalam satu minggu. Ya ampun, kaget bercampur kagum. Si bungsu rupanya rutin mencatat daftar keinginannya. Saya tak dapat menahan senyum ketika menemukan tulisan Geulis yang cukup lucu.

Senin
1. Uang jajan harus lebih ada olah raga.
2. Beli popmie buat ganti popmie Acil (tante)      yang Geulis pinjem.
Gimana ceritanya pinjam popmie? gumam Saya dalam hati. Ck,ck.
3. Minta Ayah gantiin kaca pelindung HP.
4. Beli hadiah ulang tahun bestie.
5. Beli toya buat ujian naik tingkat silat.

"Udah bisa dijadiin buku, semua request Geulis ini." 
"Buku gimana, Bu?"
"Ya, seperti buku cerita. Tulis aja dulu, banyak-banyak setiap hari. Nanti Ibu kasih tahu caranya."
"Emang Ibu tau caranya?" terlihat Geulis antusias. Saya mengangguk. "Bisa dong, Ibu juga lagi ikutan kegiatan belajar menulis."
"Oh, boleh deh, Geulis diajarin menulis cerita."
"Ya, nanti. Ibu ikut belajar di kamar Geulis aja, ya!" Saya minta izin, Si bungsu menggeser duduknya.
"Catat daftar belanjanya enggak jadi, Bu?"
"Jadi, setelah ikut materi."
    
Ternyata percakapan di grup KBMN sudah banyak, beruntunglah moderator baru saja membuka pertemuan. Bu Lely Suryani, S.Pd. SD. Yang kali ini bertugas sebagai moderator pengganti, karena Bu Helwiyah yang seharusnya bertugas sedang berhalangan hadir. Bu Lely akan menjadi pemandu selama berlangsungnya pembelajaran yang disampaikan oleh Prof. DR. Ngainun Naim. Tema kali ini adalah "Menulis Itu Mudah". 
    
Saya mengawali menyimak materi dengan sebuah pertanyaan "Benarkah, menulis itu mudah?"

 Bu Lely sangat piawai memandu pembelajaran dengan terlebih dulu memberikan motivasi. Beliau mengutarakan mengenai komitmen dan konsisten menulis. Dua hal tersebut harus dipegang teguh oleh penulis jika ingin ada perubahan ke arah yang positif pada dirinya. Lalu Bu Lely memberikan bukti nyata, dengan komitmen dan konsisten dalam menulis Beliau diberi kepercayaan oleh Om Jay, founder KBMN untuk menulis Biografi Om Jay.

Bahkan Bu Lely juga berkesempatan untuk
mengeditkan buku karya Om Jay dan diterima oleh Perpusnas. 
Bagi Saya, pencapaian dari Bu Lely sangat membanggakan serta menginspirasi. Suatu saat ingin sekali Saya memiliki kesempatan seperti itu. 

Kemudian Bu Lely mulai memperkenalkan biodata narasumber, melalui sebuah file curriculum vitae. Bergegas Saya buka file tersebut, dan Wah! Mata nyalang membaca per baris dari biodata narasumber. 

Prof. DR. Ngainun Naim, M.H.I. seorang guru besar di IAIN Tulungagung yang lahir di Tulungagung, 19 Juli 1975. Bulan kelahiran  yang sama dengan Saya. Semoga prestasi Beliau menular kepada Saya dan anak-anak Saya. Aamiin Ya Rabb. Sampai saat ini Beliau telah menelurkan empat puluh tujuh judul buku, ratusan artikel dan jurnal yang telah dimuat di berbagai blog terkenal di negeri ini. Hal tersebut membuat ketertarikan Saya terhadap materi semakin menguat.

Sang Profesor mengawali pembelajaran dengan kalimat yang menarik. Menurut Saya keseluruhan kalimat yang disampaikan Beliau itu menarik, runut dan mudah dipahami. Bebar-benar memberi sugesti bahwa memang menulis itu mudah.

Malam ini saya mendapatkan amanah itu menyampaikan materi WRITING IS EASY? Topik ini menarik. Saya tidak akan menjelaskan bahwa menulis itu mudah atau sulit. Saya hanya ingin mengajak Bapak Ibu sekalian bisa menulis. Caranya satu yaitu dengan menulis. 

Pertanyaannya "apa yang mau ditulis?" begitulah Prof. Ngainun mengawali materi. Tak lupa Beliau juga membagilan link blog pribadi beliau yang dapat diakses.


Tulisan ini hanya beberapa paragraf. Berkisah tentang suasana ramadhan di ALun-Alun Trenggalek tempat tinggal Prof. Ngainun. Beliau juga membagikan beberapa link blog sebagai contoh.


Link di atas merupakan contoh tulisan keharian beliau, yaitu kisah pertemuan Prof. Ngainun dengan seorang sahabat yang sebelumnya hanya dikenal di WA.
     
Selanjutnya Prof. Ngainun menyampaikan beberapa kunci menulis agar mudah dan dapat dilakukan setiap hari.

(1) Menulislah hal-hal sederhana yang kita        alami.
Jadi pengalaman hidup sehari-hari itu sumber tulisan yang subur. Kita akan mudah menuliskannya karena kita menceritakan apa yang kita alami. Tinggal kita memilih aspek apa yang mau kita ceritakan.

Apa yang kita alami sehari-hari. Tulis saja. Jangan takut tulisan salah atau jelek. Takutlah jika tidak menulis. 

(2) Jangan menulis sambil dibaca, lalu               diedit.
Hal itu akan menjadi hambatan psikologis dalam menuangkan pikiran. Nulis itu ya nulis. Keluarkan saja apa yang ada dalam pikiran secara bebas. Terus saja menulis. Setelah selesai menulis atau karena sudah habis yang mau ditulis, tinggalkan dulu. Simpan di komputer. Jangan dibaca dulu. Istilahnya endapkan dulu.

Saat berbeda, misalnya nulisnya pagi, maka saat sore baru dibaca. Cermati kalimat demi kalimat. Tambahkan ide yang ada jika memang perlu ditambah. Jika ada typo, perbaiki. 

Sebelum mengunggah ke blog atau Kompasiana, Prof. Ngainun selalu membaca ulang tulisan. Prinsip Beliau sederhana meminimalkan hal yang tidak sesuai dengan keinginan saya. Kenapa? karena tulisan kita adalah jejak kita. Berikut adalah contoh tulisan Beliau yang diedit berkali-kali sebelun diposting.


Prof. Ngainun menulis karya tulisan yang bertema berat dan ringan. Tema berat untuk kepentingan akademik karena Beliau seorang guru besar. Tema ringan untuk kepentingan publik karena kesenangan menulis apapun. 

(3) Menulis tentang perjalanan.
Prof. Ngainun Naim mengungkapkan bahwa tema perjalanan merupakan jenis tulisan yang mudah dibuat. Kita semua sangat sering melakukan perjalanan. Jika kita rekreasi, tulis saja hal-hal yang  dialami. Itu mudah karena kita menjalaninya.

Berikut contoh tulisan Beliau.



Tulisan Prof. Ngainun tentang perjalanan Beliau  ke Kupang sebelum pandemi.

(4) Menulis secara ngemil. Sedikit demi               sedikit.
Prof. DR. Ngainun Naim nyaris setiap hari menulis beberapa jenis tulisan. Beliau bahkan membuat target minimal dalam menulis. Untuk blog atau Kompasiana, Beliau menargetkan 3-5 paragraf. Untuk artikel jurnal, menargetkan 1 paragraf. 

Demikian ulasan materi yang disampaikan Prof. DR. Ngainun Naim. Beliau meyakinkan peserta bahwa 4 hal tersebut diatas akan mudah untuk dipraktikkan.
      
Tak terasa waktu berlalu, Saya menoleh ke arah si bungsu yang sudah terlelap nyaman disamping Saya. Tersenyum mengingat catatan-catatan keinginan yang biasa dilakukan si bungsu. Secara tidak langsung, dia sudah melakukan praktik baik dari beberapa kunci menulis ala Prof. Ngainun. 

Menuliskan hal- hal sederhana, yang disukai, diinginkan, secara rutin setiap hari. Sedikit demi sedikit, selayaknya ngemil makanan ringan. Siapa tahu suatu hari nanti bungsu Saya dapat menelurkan sebuah buku.

Seperti biasa pembelajaran diakhiri dengan sesi tanya jawab. Berikut Saya membuat rangkuman pertanyaan dari peserta.
       
1. Pertanyaan dari Dewi Indria (Seruyan,         Kalteng) 
Kadang banyak orang yang menganggap menulis itu susah dengan barbagai macam alasan, bagaimana caranya agar kita bisa memberikan keyakinan kpd mareka bahwa menulis itu sebenarnya tidak susah? Sehingga kita bisa mengajak orang2 disekitar kita juga menyukai literasi terutama menulis ini. 

Jawaban

Saya sejauh ini berpikir terbalik. Saya mewajibkan diri saya terus menulis. Orang lain itu tidak saya paksa untuk menulis. Jika saya menjadi teladan, mereka akan terinspirasi dan mengikuti. Sejauh ini saya memiliki banyak sekali "murid" yang menulis setiap hari. Ya, setiap hari.



2. Pertanyaan dari Evridus Mangung (NTT)  Menulislah hal-hal sederhana. Ini pernyataan yang keren dari narsum malam ini. Pertanyaannya adalah bagaimana cara untuk mengatasi hal-hal seperti kesulitan memulai menulis pada alinea awal. Sudah ada gagasan dalam kepala tetapi tidak tahu bagaimana menulisnya. Hal ini terjadi di awal-awal sebelum menulis pargaraf pertama dalam tulisan.

Jawaban

Saya cukup sering membaca puisi beliau. Kesulitan itu biasanya karena persoalan psikologis. Takut jelek, takut salah, dan seterusnya. Itu harus dilawan. Caranya pokoknya ya ditulis. Bisa dilihat dari blog saya. Saya selalu mengawali tulisan dengan prolog sederhana. Ini sebagai pintu masuk untuk paragraf demi paragraf berikutnya. Kata salah seorang penulis: cara melawan kesulitan adalah dengan melakukan.

3. Pertanyaan dari Imro'atus Sholihah               (MTsN 4 Jombang)
Bagaimana agar menulis itu benar-benar mudah?

Jawaban

Langkah awalnya itu dipaksa. Ya, tidak ada yang benar-benar mudah dalam hidup ini. Saya bisa naik sepeda itu karena dipaksa. Ya, beberapa kali jatuh. Tapi sekarang benar-benar mudah. Ndak mikir.


Dulu saya berjalan saat kecil itu juga dipaksa oleh orang tua. Sekarang benar-benar mudah. Jadi jika menulis ingin benar-benar mudah, paksalah untuk menulis setiap hari.

Jika mampu menulis setiap hari selama tiga bulan, buktikan nanti akan ketagihan.

4. Pertanyaan dari Farida Lisanti (Kab.             Musi        Rawas)

Melihat 2 blog yang dikirim, saya melihat dari segi penulisan. EYD dan rapi pada blog yang ke 2, dibanding blog 1. dan perbandingan di kompasiana.

Apakah dalam penulisan blog ada aturan yang mengikat? atau suka-suka kita, karena saya lihat tulisan pada blog rapi, pakai rerata tengah, sedangkan pd kompasiana rerata kiri padahal sdh diedit beberapa kali oleh Prof.

Jawaban

Semua tulisan saya usahakan untuk saya edit sebaik mungkin. Blog pertama: blogspot. Ini blog gratis. Jadi tata letak dan sebagainya sederhana. Blog kedua: spirit literasi itu berbayar. Jadi lebih bagus dari sisi isi dan tata letak. Kalau Kompasiana, saya tidak tahu. Tahunya saya unggah tulisan, sudah.

5. Pertanyaan dari Teguh Wiyono (Bekasi)

Jika menyimak paparan prof. Sepertinya menulis itu memang mudah.
Namun sering kali, kita terjebak dengan ego kita. Masa tulisan yang diangkat cuma kayak gitu. Bagaimana menyikapi hal ini, prof?

Jawaban

Lawan terbesar penulis adalah diri sendiri. Itu butuh perjuangan. Saya juga mengalaminya. Seiring perjalanan waktu, saya mengabaikan itu. Pokoknya saya menulis saja. Kualitas itu akan meningkat seiring dengan banyaknya karya yang kita hasilkan. Tentu juga harus belajar tanpa henti. Saya sampai sekarang masih terus belajar, mencari informasi, menonton YouTube, membaca, dan terus menulis. Jadi teruslah menulis. Bagaimana kualitas bisa meningkat jika berhenti menulis?

6. Pertanyaan dari Toto (Kota Bekasi)

Jika nulisnya nyicil, saya sering kehilangan orientasi, jadi mesti ngumpulin lagi bayangan tentang apa yang tadi mau ditulis. Adakah cara untuk mengatasinya? 

Jawaban 

Tentu ada. Jadi biasakan membuat TEMPLATE atau semacam ancangan (kerangka) sederhana saat membiasakan menulis secara nyicil. Misalnya: Saya mau menulis tentang: EMPAT HAL YANG MUDAH DITULIS. 

Paragraf 1: buat panduan: Menulis Itu mudah apa sulit?
Paragraf 2: Menulis yang dialami.
Paragraf 3: Menulis Perjalanan

Jadi setiap paragraf sudah ada kata kuncinya biar tidak liar ke mana-mana. Itu memudahkan kita dalam mengeksekusi ide saat memilih metode NYICIL

7. Pertanyaan dari Sri Mulyati (Cirebon)
Kalau kita menulis setiap hari secara Ngemil, apakah dgn judul yang berbeda bisa d buat sebuah buku?

Jawaban

Sangat bisa. Tinggal tulisan demi tulisan dikumpulkan. Diberi judul, kata pengantar, daftar isi dan biodata penulis. Sudah jadi buku. Banyak buku, termasuk beberapa buku saya, yang merupakan kumpulan dari menulis setiap hari.

8. Pertanyaan dari Eka Yulia (Seruyan,             Kalteng).

Alhamdulillah, pertanyaan Saya dijawab Prof. Ngainun.

Menurut Prof, ketika kita akan menulis dengan tujuan untuk di share di blog atau media manapun yang nantinya akan dibaca banyak orang, sebaiknya mengambil tema harian yang kita alami (seperti kiat dari Prof.) Atau mengangkat tema yang tengah booming?

Jawaban

Bisa dua-duanya. Intinya pilihlah yang kita bisa. Jika booming tetapi ndak bisa menyelesaikan tulisan ya jangan dipilih. Tulislah sesuai yang kita.


9. Pertanyaan dari Rahman (Sumenep,              Madura) 

Ditengah kesibukan Prof Naim masih bisa enjoy dan membagi waktunya walau dalam perjalanan masih bisa menghasilkan sebuah karya dan cerita yang bagus. Apakah ada hal yang bisa kami lakukan sebagai penulis pemula agar bisa rilek menulis. Terkadang konsentrasi buyar disaat asik menulis namun tiba-tiba ada gangguan datang tiba-tiba. Kedua, kami masih sulit membagi waktu. Terkadang butuh suasana sepi ide saya baru muncul dengan natural. 

Jawaban 

Saya berusaha menikmati semua yang saya kerjakan. Kesibukan itu bukan hambatan menulis. Kuncinya komitmen yang dijalankan dengan riang gembira. Jika ada orang beralasan sibuk lalu tidak menulis, saya hampir yakin ketika banyak waktu luang pun juga tetap tidak menulis.

Konsentrasi itu soal latihan. Sebaiknya memang ketika menulis, HP dimatikan. Itu gangguan terbesar. Jadi fokuslah dan teruslah berlatih.

10. Pertanyaan dari  Hilman (Kep. Babel)

Saya pemula dalam menulis, tapi koq nafsu banget nulis yang berat berat, dan betul hasilnya gak pernah selesai tulisannya.

Bagaimana cara menundukkan nafsu tersebut prof?

Jawaban

Nafsu itu bukan untuk dibunuh tetapi dikelola. Sekarang turunkan target. Jangan yang berat dulu. Imbangi yang sederhana dan ringan tetapi selesai. Itu namanya tulisan berbasis otak kanan. Nah, yang berat itu basisnya otak kiri. Mulainya sebaiknya dari otak kanan. Nanti yang otak kiri akan ikut dengan sendirinya. Selamat mencoba.

Beberapa link tentang penulisan kreatif serta jurnal yang direkomendasikan oleh Prof. Ngainun Naim.

    
Mari, jangan sia-siakan tips dan trik menulis mudah dari Prof. Ngainun Naim. Mulai mencoba menulis harian sejak sekarang ini, sepertinya mengasyikan. Saya mulai dengan menulis daftar belanja harian, biar kalau ke pasar tidak keluar dari outline.

Terimakasih telah berbagi materi inspirasi dan motivasi.

Seruyan, Kalimantan Tengah, keesokan paginya.



Penuh cinta dari,
Eka Yulia ❤


Komentar

  1. Masukan dikit, gunakan Hyperlink untuk menautkan ke sumber bacaan, sehingga memudahkan pembaca untuk mengetahui sumber bacaan yang ngelink.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih masukannya Pak Hilman, duh saya masih gagap ini. Klo deketmah minta diajarin, daa.

      Hapus
  2. Panjang ehh... semangat mantap, "apalah daya Ulun yg tak bisa begadang niii... Sehingga isi resume y minimalis sekali."😅

    BalasHapus
  3. Wahhh ... Lebih lengKap ya agisty, mari semangat terus.

    BalasHapus
  4. Kereeen diawali dengan cerpen yg memukau, good job bunda

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dapatkah Saya Menulis di Blog?

Closing Ceremony Mengharu Biru

Menetasnya Telur Dari 30 Kali Pertemuan